Rabu, 01 Februari 2012

ANATOMI & FISIOLOGI

BAB II ANATOMI & FISIOLOGI
Pengertian
Anatomi ialah Ilmu yang mempelajari susunan dan bentuk tubuh.
Fisiologi ialah ilmu yang mempelajari Faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh.
Posisi Anatomis
Adalah posisi dimana tubuh kita berdiri tegak, kedua lengan di samping tubuh, telapak
tangan menghadap ke depan. Berdasarkan posisi anatomis ini dikenal ada tiga bidang
khayal yang membagi tubuh menjadi dua bagian, yaitu :
1. Bidang Medial
Bidang khayal yang membagi tubuh menjadi 2 : kiri dan kanan
2. Bidang Frontal
Bidang khayal yang membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan belakang
(posterior)
3. Bidang Transversal
Bidang khayal yang membagi tubuh menjadi dua : atas (superior) dan bawah
(inferior)
Note :
Gambar Posisi anatomis dan posisi 3 bidang khayal
Bagian Tubuh
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar tubuh
manusia terdiri :
1. Kepala
terdiri dari :
Tengkorak, wajah dan rahang bawah
2. Leher
3. Batang Tubuh
Terdiri dari :
Dada, Perut, Punggung dan panggul
4. Anggota Gerak Atas
Terdiri dari:
Sendi bahu
Lengan atas
Siku
Lengan bawah
Pergelangan tangan
Tangan
5. Anggota Gerak Bawah
Terdiri dari :
Sendi panggul
Tungkai atas ( paha )
Lutut
Tungkai bawah
Pergelangan kaki
Kaki




Rongga
Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat dalam
tubuh yaitu :
1. Rongga Tengkorak
Rongga ini berisi otak dan melindunginya.
2. Rongga Tulang Belakang
Berisi bumbung syaraf atau “spinal cord” terbentuk dari rongga-rongga tulang
belakang menyatu membentuk suatu kolom.
3. Rongga Dada
Sering juga disebut rongga toraks. Dilindungi oleh tulang-tulang rusuk, berisi
jantung, paru-paru, pembuluh darah besar, kerongkongan dan saluran pernapasan.
4. Rongga Perut
Rongga ini terletak diantara rongga dada dan rongga panggul. Dalam dunia medis
dikenal dengan istilah abdomen. Di dalam rongga ini terdapat berbagai organ
pencernaan dan kelenjar seperti lambung, usus, limpa, hati, empedu, pancreas dan
lainnya.
5. Rongga Panggul
Rongga ini dibentuk oleh tulang - tulang panggul, berisi kandung kemih, sebagian
usus besar dan organ reproduksi dalam.
Sistem Tubuh
Sistem tubuh adalah susunan dari organ-organ yang mempunyai fungsi tertentu.
Ada beberapa sistem pada tubuh manusia :
1. Sistem rangka (kerangka/skeleton)
Fungsi rangka:
o Menopang bagian tubuh
o Melindungi organ tubuh
o Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh
o Memberi bentuk tubuh
2. Sistem Otot (Muskularis)
Merupakan suatu organ atau alat yang berfungsi menggerakkan tubuh
3. Sistem pernapasan (respirasi)
Ada dua sistem pernapasan:
a. pernapasan dalam
Adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang terjadi dalam
jaringan
b. pernapasan Luar
Adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida didalam paru - paru
4. Sistem peredaran darah
Peredaran darah terdiri :
- Peredaran darah Kecil :
Jantung  Paru-paru ( terjadi pengambilan oksigen dan pembuangan gas
karbon dioksida )  Jantung
- Peredaran darah Besar :
Jantung  pembuluh nadi  semua bagian tubuh ( terjadi pemberian
oksigen serta pengambilan zat sampah di kapiler )  Pembuluh balik 
Jantung
5. Sistem saraf (nervus)
Organ yang berfungsi untuk melakukan koordinasi dan kerjasama denganbagian
tubuh




6. Sistem pencernaan (digestif)
Saluran yang menerima makanan dari luar untuk diserap oleh tubuh dengan jalan
dicerna ( proses telan, kunyah dan mencampur ) dengan bantuan enzim dan zat
cair mulai mulut sampai anus
7. Sistem kelenjar buntu (endokrin)
Kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya ( produknya ) kedalam darah dalam
jaringan kelenjar tampa melalui saluran dan hasil sekresi ini disebut hormon.
8. Sistem kemih (urinaria)
Proses penyaringan darah untuk menyerap zat yang digunakan tubuh yang
membebaskan dari zat yang tidak digunakan
9. Kulit
Adalah lapisan jaringan pada bagian luar yang menutupi dan melindungi
permukaan tubuh dan yang berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi
rongga-rongga, lubang masuk.
10. Panca indera
Pancaindera adalah oragan untuk menerima jenis rangsangan atau stimulus
tertentu. Terdiri dari : - Indera Penglihatan ( mata )
- Indera Pendengaran ( Telinga )
 Indera penciuman ( hidung )
 Indera Pengecap ( Lidah )
 Indera Perasa/peraba ( Kulit )
11. Sistem reproduksi
Terdiri dari Sistem reproduksi Pria dan Sistem reproduksi Wanita.
BAB III PENILAIAN PENDERITA
Tindakan penilaian penderita terdiri dari :
1. Penilaian keadaan
Penilaian keadaan ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang apa
yang sedang dihadapi, factor-faktor yang akan mendukung atau menghambat
tindakan pertolongan pertama. Pada tahap ini penolong harus melakukan langkah
langkah pengamanan lokasi, penderita dan dirinya sendiri serta orang lain.
Perhatikan :
Bagaimana kondisi pada saat itu ?
Kemungkinan apa saja yang akan terjadi ?
Bagaimana mengatasinya ?
INGAT
Amankan Diri Sendiri Terlebih Dahulu,
Keselamatan Penolong Nomor 1
Di Lokasi
Secara umum tugas seorang penolong saat tiba dilokasi adalah :
1. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang orang disekitar lokasi
kejadian
2. penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan
3. Menentukan keadaan umum kejadian ( mekanisme cedera )
4. Mengenali dan mengatasi gangguan cedera yang mengancam nyawa
5. Stabilkan penderita dan meneruskan pemantauan
6. Minta bantuan bila diperlukan
Dalam melakukan tugas sebagai penolong juga perlu dikumpulkan berbagai informasi




untuk menunjang penilaian. Informasi dapat diperoleh dari :
- Kejadian itu sendiri
- Penderita ( bila sadar )
- Keluarga ( Saksi )
- Mekanisme kejadian
- Perubahan bentuk yang nyata ( cedera yang jelas )
- Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit.
2. Penilaian dini
a. Kesan umum
- Kasus Trauma : adalah kasus yang disebabkan oleh suatu rudapaksa
Mempunyai tanda-tanda yang jelas dan terlihat da atau
teraba. Misalnya luka terbuka, memar, patah tulang da lain
sebagainya
- Kasus Medis : adalah kasus yang diderita seseorang tanpa ada
riwayat ruda-paksa. Contohnya sesak napas, pingsan.
b. Memeriksa Kesadaran
Ada empat tingkatan kesadaran penderita, yaitu :
11. Awas = Alert
12. Suara = Voice
13. Nyeri = Pain
14. Tidak Respon = Un Respon
ASNT = AVPU
c. Memastikan Jalan napas terbuka dengan baik
Untuk penderita yang tidak respon gunakan teknik angkat dagu dan tekan
dahi
d. Untuk menilai pernapasan
Setelah jalan napas berjalan dengan baik maka penolong harus menilai
pernapasan penderita dengan cara :
 Lihat
 Dengar
 Rasakan
e. Menilai denyut nadi
Dengan cara meraba nadi pergelangan tangan (Arteri Radialis ).
Bagi penderita yang sadar, sedangkan bagi penderita yang tidak sadar
periksa nadi Leher ( Carotis )
f. Hubungi Bantuan
Segera minta bantuan rujukan , mintalah bantuan kepada orang lain untuk
melakukannya atau lakukan sendiri .
GAMBAR
LDR
GAMBAR Penderita
Sadar
GAMBAR Penderita
Tidak Sadar
Bila didaerah anda
tersedia pelayanan
ambulan segera hubungi
telp…………………..




3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik tujuannya menemukan berbagai tanda yaitu:
1. Perubahan bentuk ( P )
2. Luka terbuka ( L )
3. Nyeri tekan ( N )
4. Bengkak ( B )
Tindakan ini melibatkan Penglihatan, perabaan dan pendengaran .
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistimatis dan beurutan dari ujung kepala
sampai ujung kaki namun dapat berubah sesuai kondisi penderita yaitu
1. kepala
Telinga
Hidung
Mata
Mulut
2. leher
3. dada
4. perut
5. punggung
6. panggul
7. anggota gerak atas dan bawah
pada pemeriksaan anggota gerak selain PLNB juga lakukan pemeriksaan
gerakan sensasi dan sirkulasi ( GSS ).
1. Pemeriksaan denyut nadi
Setiap kali jantung berdenyut maka pembuluh nadi akan melebar dan
berkonstraksi saat darah melaluinya . Nadi adalah gelombang tekanan yang
dihasilkan oleh denyut jantung
Denyut nadi dapat diperiksa dibagian :
a. Leher ( Pembuluh nadi leher / A.karotis )
b. Lengan atas ( Pembuluh nadi lengan atas /A. brakialis )
c. Pergelangan tangan ( Pembuluh nadi pergelangan tangan / A. radialis )
d. Lipat paha ( Pembuluh nadi lipat paha / A.femoralis )
Cara memeriksa nadi
1. Pasien berbaring atau duduk dengan tenang
2. Raba nadi yang akan diperiksa dengan telunjuk dan jari tengah
3. Tekan sedikit sampai nadi teraba , lalu mulai menghitung sambil melihat
penunjuk detik pada jam .
4. Bila denyut nadi teratur, nadi diperiksa selama 15 detik dan hasilnya dikalikan
4 untuk mendapatkan denyut nadi permenit. Bila denyut nadi tidak teratur,
harus diukur selama 60 detik
5. Laporkan juga teratur atau tidak, kuat atau lemah denyut nadi penderita
Denyut Nadi
Bayi : 120 - 150 X/menit
Anak : 80 - 150 X/menit
Dewasa : 60 - 90 X/menit
2. Pemeriksaan pernapasan
Pada penderita sadar jangan sampai penderita mengetahui bahwa frekwensi
pernapasannya sedang dihitung. Genggam tangan penderita lalu letakkan diatas
diatas dada atau perut penderita, lalu amati gerakkan naik turunnya.
Satu pernapasan adalah satu kali menghirup napas dan satu kali mengeluarkan




napas ( satu kali gerakan naik dan turun ). Pernapasan dihitung selama 30 detik,
lalu dikalikan 2 untuk mendapatakan frekuesi pernapasan permenit.
Frekwensi Pernapasan
Bayi : 25 - 50 X/menit
Anak : 15 - 30 X/menit
Dewasa : 12 - 20 X/menit
3. Pemeriksaan Suhu
Pada pemeriksaan suhu tubuh cukup diperoleh data suhu relatif. Apakah ada
peningkatan atau penurunan suhu yang dilakukan dengan perabaan dengan
menggunakan punggung tangan pada dahi atau leher.
Kelembaban kulit juga harus dinilai ( berkeringat / kering )
Warna kulit juga perlu dinilai.
Pucat  dapat terjadi akibat gangguan peredaran darah
Kemerahan  tekanan darah tinggi, keracunan alcohol, luka bakar,
demam, penyakit infeksi
Kebiruan ( sianossi )  Kurangnya oksigen dalam darah
Kekuningan  Sering merupakan tanda gangguan hati
Biru kehitaman  Tanda perdarahan bawah kulit
Suhu Tubuh
Normal 37ยบ Celcius
Gambar memeriksa suhu tubuh
Gambar memeriksa denyu nadi,
Gambar memeriksa pernapasan
Riwayat Penderita
Untuk mengetahui penyebab atau pencetus suatu kejadian, mekanisme kejadian
atau perjalanan suatu penyakit maka diperlukan wawancara yang dapat dilakukan dengan
penderita, keluarganya atau saksi mata. Riwat penderita ini sangat penting pada kasus
medis.Untuk memudahkan, dikenal akronim KOMPAK .
K = Keluhan utama
Sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita . Gejala adalah hal-hal yang hanya dapat
dirasakan oleh penderita misalnya nyeri, pusing. Tanda adalah hal-hal yang dapat
diamati oleh orang lain . Saat melakukan Tanya jawab hindari jawaban YA atau
TIDAK. Usahakan memberikan pertanyaan terbuka .
O = Obat - obatan yang diminum
Tanyakan apakah penderita sedang dalam proses pengobatan. Gangguan yang
dialami mungkin akibat lupa minum atau menelan obat tertentu contohnya seorang
penderita kencing manis mengalami masalah kadar gula derah yang tinggi karena
lupa minum obat sebelum makan.
M = Makanan / Minuman terakhir
Hal ini dapat dijadikan dasar terjadinya kehilangan kesadaran pada penderita. Selain
itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus menjalai
pembedahan di RS.
P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang sedang diderita atau pernah diderita yang mungkin
berhubungan dengan keadaan yang dialami penderita saat ini. Contoh : asma dan
jantung.
A = Alergi yang Dialami
Perlu dicari apakah penyebab pada penderita ini mungkin merupakan suatu bentuk
alergi terhadap bahan-bahan tertentu . umumnya penderita atau keluarga sudah
mengetahuinya dan sudah memahami mengatasi keadaan itu.




K = Kejadian
Kejadian yang dialami penderita sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala
dan tanda penyakit yang diderita saat ini.
Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan harus diteruskan harus berkala sebelum mendapat pertolongan medis.
Secara umum pada pemeriksaan berkala harus dinilai kembali :
- Tingkat kesadaran
- Nilai kembali jalan napas dan perbaii bila perlu
- Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
- Periksa kembali nadi penderita
Penolong tidak membuat diagnosa, tetapi dapat membuat kesimpulan berdasarkan
hasil temuannya.
- Nilai kembali keadaan kulit : Suhu, kelembaban dan kondisinya
- Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum
diperiksa atau sengaja di lewati
- Nilai kembali penatalaksanaan penderita ( secara keseluruhan )
- Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa
aman dan nyaman.
Pelaporan
Setelah selesai menangani penderita dan penolong melakukannya dalam tugas maka
semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan harus dilaporkan secara singkat dan jelas
kepada penolong selanjutnya.
Dalam laporan sebaiknya dicantumkan :
- Umur dan jenis kelamin penderita
- Keluhan utama
- Tingkat kesadaran
- Keadaan jalan napas
- Pernapasan
- Denyut nadi
- Pemeriksaan yang penting
- KOMPAK yang penting
- Penatalaksanaan
- Perkembangan lainnya yang dianggap penting

Tidak ada komentar:

Posting Komentar